Sabtu, 22 Juni 2013

Globalisasi Terukir, Kebudayaan Asli Tresingkir



Globalisasi Terukir, Kebudayaan Asli Tersingkir
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi,yaitu suatu era dimana segala sesuatu bersifat mendunia. Era globalisasi ini ditandai dengan adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara pesat. Hal ini tentunya berdampak di  segala bidang maupun aspek kehidupan masyarakat, salah satunya di bidang kebudayaan.
Kebudayaan merupakan salah satu aset yang bernilai tinggi pada suatu masyarakat, karena jika dilihat dari aspek sejarah, kebudayaan memiliki makna sejarah yang sangat tinggi karena kebudayaan berasal dari kebiasaan orang-orang terdahulu dan bersifat turun-temurun. Disisi lain,kebudayaan mencermikan kebiasaan dari suatu masyarakat dan senantiasa dapat digunakan sebagai salah satu ciri khas bagi suatu mayarakat, seperti halnya yang ada di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman kebudayaan. Hal ini dikarenakan adanya beragam suku bangsa,mulai dari suku asmat,suku dayak,suku toraja dan beragam suku lainnya. Suku-suku yang ada di indonesia memiliki kebudayaan tersendiri dengan segala macam keunikan dan kekhasan yang dimiliki. Selain suku, hal yang menyebabkan keanekaragaman kebudayaan di Indonesia adala kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau yang dihuni masyarakat dengan kebudayaan mereka tersendiri. Kebudayaan masyarakat di Indonesia tidak jauh dari kebudayaan di negara lain. Budaya yang ada di Indonesia terdiri dari tarian tradisional,musik daerah, pakaian adat,lagu,bahasa dan lain sebagainya.
Di era globalisasi, nilai-nilai kebudayaan yang dahulu tertanam kuat dalam diri masyarakat kini mulai pudar. Adanya pengaruh dari kebudayaan barat, menjadikan kebudayaan asli masyarakat indonesia mulai tersingkir. Sebagian besar masyarakat mulai meninggalkan kebudayaannya sendiri dan beralih kepada kebudayaan barat yang dianggap lebih menarik.
Masyarakat  saat ini kebanyakan tidak mau memperlajari maupun mengembangkan kebudayaan Indonesia, dengan alasan bahwa kebudayaan Indonesia terkesan membosankan dan terlalu bertele-tele serta ketinggalan jaman. Mereka cenderung menyukai kebudayaan barat yang dianggap lebih bebas, menarik dan mudah untuk diikuti.
Tari-tarian tradisional yang dulu sangat dibanggakan oleh masyarakat, kini berubah jadi sesuatu yang dianggap ketinggalan jaman dan tak bernilai apapun. Begitu pula dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat cenderung enggan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing maupun menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat cenderung menggunakan bahasa dan gaya bahasa yang dianggap gaul, seperti bahasa alay yang banyak digunakan oleh remaja saat ini yang meniru dari selebritis, padahal jika kita cermati dengan seksama, bahasa tradisonal memiliki daya pikat yang tinggi yang kan menimbulkan kecintaan kita terhadap tanah air. Begitu pula dengan bahasa Indonesia. Jika kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka secara tidak langsung kita telah ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ada banyak alasan mengapa masyarakat saat ini enggan dengan kebudayaan asli indonesia. Sebagian besar menganggap bahwa kebudayaan tradisonal itu kuno dan tidak bermakna,sehingga mereka enggan mempelajari kebudayaan di ibndonesia.
Sebagai generasi muda yang berpendidikan dan bermoral, sebaiknya mulai menanamkan kecintaan kita terhadap tanah air dan kebudayaan kita. Kita juga harus mau mempelajari kebudayaan kita sendiri, jika perlu kita kembangkan kebudayaan kita dan kenalkan kebudayaan kita pada dunia agar kebudayaan asli Indonesia tidak tersingkir oleh arus globaliasasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar